Liputan6.com, Jakarta - Educational Testing Service(ETS) bersama mitra resminya di Indonesia, International Test Center (ITC), meluncurkan TOEIC Link, asesmen digital terbaru untuk mengukur kecakapan bahasa Inggris. Tes berbasis kecerdasan buatan (AI) ini dirancang guna mendukung peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di pasar kerja global.
Peluncuran TOEIC Link dilakukan pada Kamis (22/5/2025), sebagai solusi tes bahasa Inggris yang lebih fleksibel, cepat, dan adaptif.
“TOEIC Link tidak hanya sekadar menguji kemampuan bahasa, tapi juga menghubungkan dunia akademik dengan kebutuhan industri. Ini menjadi pembeda utama dari tes lainnya,” ujar General Manager TOEIC Ratnesh Kumar Jha dalam keterangan tertulis.
Advertisement
CEO ITC, Jenny Lee, menjelaskan bahwa sistem TOEIC Link mengandalkan tiga jenis teknologi AI secara terintegrasi, yaitu untuk menyusun soal, mengawasi ujian secara daring (AI proctoring), dan melakukan penilaian otomatis (AI scoring). Dengan teknologi ini, peserta bisa mendapatkan hasil dengan cepat dan akurat.
“AI proctoring memungkinkan sistem memantau gerakan yang mencurigakan selama tes, sementara AI scoring bisa memberikan hasil hampir seketika. Bahkan sistem ini mampu mengenali beragam aksen, termasuk dari Indonesia Timur,” jelas Jenny.
Keunggulan
Menurut Ratnesh, kehadiran TOEIC Link diharapkan bisa menjawab tantangan dunia kerja modern yang menuntut proses penilaian kompetensi bahasa secara efisien dan bertaraf internasional.
TOEIC Link menghadirkan empat keunggulan utama:
• Format tes modular dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi;
• Hasil tes yang cepat, termasuk untuk modul Speaking dan Writing dalam 48 jam;
• Sistem pengawasan berbasis AI untuk menjaga integritas ujian;
• Standar penilaian global berdasarkan Common European Framework of Reference (CEFR).
Advertisement
Peningkatan Kemampuan
Jenny juga menyoroti kondisi kemampuan bahasa Inggris generasi muda Indonesia yang dinilai masih perlu ditingkatkan. Ia menyebut, skor TOEIC lulusan S1 umumnya berada di kisaran 500-an, sedangkan lulusan SMA/SMK sekitar 400-an—masih di bawah standar dasar.
“Banyak anak muda sebenarnya punya potensi besar, tapi masih ragu atau malu untuk mulai. TOEIC Link kami harapkan bisa jadi pemicu semangat untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya.
Sebagai bagian dari program TOEIC yang telah digunakan lebih dari 136 juta peserta di seluruh dunia selama lebih dari empat dekade, TOEIC Link hadir dengan empat modul utama: Speaking, Writing, Listening, dan Reading.