Sukses

JD Vance: AS Harus Manfaatkan Bitcoin Untuk Saingi China

Aset digital di AS telah mengalami kebangkitan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang meraup uang tunai dari industri kripto di jalur kampanye dengan berjanji untuk menjadi "presiden kripto".

Diperbarui 01 Jun 2025, 08:30 WIB Diterbitkan 01 Jun 2025, 08:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), J.D. Vance kembali melontarkan pernyataan optimistis terkait industri kripto, terutama Bitcoin (BTC) di negaranya.

Melansir South China Morning Post, Minggu (1/6/2025), Vance menyebutkan bahwa kewaspadaan China terhadap Bitcoin (BTC) dapat mendorong AS untuk membangun keunggulan strategisnya dalam aset digital. Sebagai informasi, perdagangan dan penambangan kripto telah dilarang di China sejak 2021.

Saat Gedung Putih mendorong perombakan kebijakan kripto, Vance mengatakan Bitcoin akan menjadi aset penting secara strategis bagi AS selama dekade berikutnya.

Dalam pidatonya di Konferensi Bitcoin di Las Vegas, Vance memuji perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump pada Maret 2025 yang menciptakan cadangan bitcoin strategis dengan token yang sudah dimiliki oleh pemerintah.

"Republik Rakyat Tiongkok tidak menyukai bitcoin. Nah, kita harus bertanya pada diri sendiri, mengapa demikian? Mengapa musuh terbesar kita adalah penentang Bitcoin, dan jika Tiongkok menjauh dari Bitcoin, maka mungkin Amerika Serikat harus condong ke Bitcoin," ucap Vance.

Kebangkitan saat Trump Berkuasa

Aset digital di AS telah mengalami kebangkitan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang meraup uang tunai dari industri kripto di jalur kampanye dengan berjanji untuk menjadi "presiden kripto".

Pada minggu pertamanya menjabat, Trump memerintahkan pembentukan kelompok kerja mata uang kripto untuk mengusulkan regulasi aset digital. Pada bulan Maret 2025, ia menjamu sekelompok eksekutif kripto di Gedung Putih.

Kongres AS saat ini sedang mempertimbangkan undang-undang untuk membuat kerangka regulasi bagi stablecoin, jenis mata uang kripto yang dipatok dengan dolar AS.

Industri kripto juga telah melobi anggota parlemen AS untuk meloloskan undang-undang yang menciptakan aturan baru bagi aset digital dan menghabiskan lebih dari USD 119 juta untuk mendukung kandidat kongres pro-kripto dalam pemilihan tahun lalu.

2 dari 3 halaman

93,3% Pasokan Bitcoin Global Telah Ditambang pada Mei 2025

Hingga Mei 2025, sekitar 19,6 juta Bitcoin di seluruh dunia telah ditambang. Jumlah tersebut setara 93,3% dari total pasokan BTC.

Dengan perkembangan tersebut, sekitar 1,4 juta Bitcoin kini belum ditambang, dan koin yang tersisa akan ditambang dengan sangat lambat.

Mengutip Coin Telegraph, alasan untuk distribusi itu adalah jadwal penerbitan Bitcoin yang eksponensial, yang diatur oleh suatu peristiwa yang disebut halving.

Ketika Bitcoin diluncurkan pada tahun 2009, hadiah blok adalah 50 BTC. Setiap 210.000 blok atau sekitar setiap empat tahun, hadiah itu dipotong setengah.

Karena hadiah awal sangat besar, lebih dari 87% dari total pasokan Bitcoin ditambang pada akhir tahun 2020. Setiap halving berikutnya secara tajam mengurangi laju penerbitan baru, yang berarti akan memakan waktu lebih dari satu abad untuk menambang 6,7% sisa BTC.

Menurut perkiraan saat ini, laporan Coin Telegraph menyebut, 99% dari semua Bitcoin akan ditambang pada tahun 2035 mendatang.

3 dari 3 halaman

93% Tidak Mencakup Semua Bitcoin Tersedia

Meskipun lebih dari 93% dari total pasokan Bitcoin telah ditambang, itu tidak berarti semua BTC tersedia. Sebagian besar tidak beredar secara permanen, hilang karena kata sandi yang terlupakan, dompet yang salah tempat, hard drive yang rusak, atau pengadopsi awal yang tidak pernah menyentuh koin mereka lagi.

Perkiraan dari perusahaan seperti Chainalysis dan Glassnode menunjukkan bahwa antara 3,0 juta dan 3,8 juta Bitcoin atau kira-kira 14%-18% dari total pasokan kemungkinan hilang untuk selamanya. Jumlah itu belum termasuk alamat tidak aktif yang terkenal seperti yang diyakini milik Satoshi Nakamoto, yang dilaporkan menyimpan lebih dari 1,1 juta BTC.

Ini berarti pasokan Bitcoin yang sebenarnya beredar mungkin mendekati 16 juta-17 juta, bukan 21 juta. Dan karena Bitcoin pada dasarnya tidak dapat dipulihkan, koin yang hilang akan tetap hilang, dan pasokannya akan berkurang secara permanen seiring berjalannya waktu.

EnamPlus