Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) menunjukkan stabilitas dengan kecenderungan menguat. Berdasarkan data terbaru dari CoinMarketCap, pada Selasa pagi (3/6/2025), harga Bitcoin tercatat di kisaran USD 105.929,69 per koin. Dengan asumsi kurs Rp16.261 per dolar AS, harga tersebut setara dengan sekitar Rp1,72 miliar. Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 0,10%
Volume perdagangan harian Bitcoin tercatat mencapai USD 36,5 miliar, sementara kapitalisasi pasar menyentuh angka USD 2,1 triliun. Dengan data tersebut, Bitcoin tetap kokoh di posisi teratas sebagai kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Baca Juga
Hingga hari ini, jumlah Bitcoin yang beredar mencapai 19.873.584 BTC, mendekati batas maksimum suplai yaitu 21 juta BTC.
Advertisement
Dominasi Pasar Menguat, Sentimen Investor Positif
Dominasi pasar Bitcoin juga mengalami peningkatan, mencapai 63,47%. Hal ini menandakan meningkatnya kepercayaan investor terhadap BTC dibandingkan altcoin lainnya, terutama di tengah dinamika pasar kripto global yang masih fluktuatif.
Sementara itu, Indeks Crypto Fear & Greed menunjukkan angka 64, yang dikategorikan sebagai “Greed”. Ini menunjukkan para pelaku pasar berada dalam zona optimisme tinggi, dengan ekspektasi tren kenaikan Bitcoin masih akan berlanjut dalam waktu dekat.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Cadangan Bitcoin di Bursa Kripto Turun
Sebelumnya, cadangan Bitcoin di bursa kripto utama kini menyentuh level terendah sepanjang sejarah. Penurunan ini didorong oleh aksi akumulasi besar-besaran dari investor institusional dan pemegang jangka panjang (long-term holders).
Melansir Coinmarketcap, Senin (2/6/2025), dua platform utama, Binance dan Bitget, telah mengonfirmasi tren ini dan mengindikasikan adanya pergeseran perilaku pasar yang signifikan.
Menurut pernyataan dari Binance cadangan Bitcoin di bursa telah mencapai rekor terendah. Menunjukkan akumulasi yang kuat oleh pemegang jangka panjang.
Tren ini menjadi sinyal kuat semakin banyak investor memilih untuk menyimpan Bitcoin mereka di wallet pribadi, bukan di bursa. Artinya, mereka tidak berniat menjual dalam waktu dekat dan percaya harga akan naik di masa depan. Hal ini mencerminkan keyakinan jangka panjang terhadap nilai aset digital tersebut.
Advertisement
Langkanya Bitcoin di Bursa Bisa Picu Kenaikan Harga
Menurunnya cadangan Bitcoin di bursa memiliki dampak langsung terhadap ketersediaan pasokan untuk diperjualbelikan. Dalam kondisi seperti ini, likuiditas pasar menurun karena jumlah BTC yang tersedia semakin sedikit. Jika permintaan meningkat, kelangkaan ini bisa memicu lonjakan harga yang signifikan.
Para analis mencatat pergerakan ini sering kali menjadi pertanda awal tren bullish. Berdasarkan pola historis, fase akumulasi oleh investor jangka panjang biasanya terjadi sebelum harga melonjak.
Pengurangan cadangan juga dianggap sebagai strategi para institusi besar yang ingin mengamankan posisi sebelum potensi apresiasi harga. Pergerakan ini mengindikasikan keyakinan harga Bitcoin akan meningkat dalam waktu dekat, apalagi ketika permintaan mulai naik.