Sukses

Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit Punya Nahkoda Baru, Ini Sosoknya

Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) secara resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutifnya, dengan menyambut Mdm. Izzana Salleh sebagai Sekretaris Jenderal yang baru

Diperbarui 29 Mei 2025, 15:46 WIB Diterbitkan 29 Mei 2025, 15:46 WIB

Liputan6.com, Jakarta Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) secara resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutifnya, dengan menyambut Mdm. Izzana Salleh sebagai Sekretaris Jenderal yang baru dan Dr. Musdhalifah Machmud sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk masa jabatan Juni 2025 – Mei 2028.

Transisi ini menandai fase baru dari komitmen strategis CPOPC untuk memperkuat keberlanjutan, keadilan, dan kerja sama global di sektor minyak sawit.

“Mengemban peran penting ini bersama Wakil Sekretaris Jenderal Ibu Musdhalifah Machmud, saya merasa terhormat untuk memimpin CPOPC di saat suara negara-negara penghasil harus terdengar lebih kuat dari sebelumnya," kata Mdm. Izzana Salleh dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).

"Kami akan bekerja untuk memastikan bahwa minyak sawit, yang diproduksi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan oleh Negara-Negara Anggota kami, diakui secara global sebagai kekuatan positif—mendukung mata pencaharian, berkontribusi pada ketahanan pangan dan energi, serta mendorong aksi nyata iklim. Fokus kami adalah memperkuat kolaborasi regional, menyelaraskan standar keberlanjutan, dan memperjuangkan hak-hak petani kecil dalam rantai nilai global. Kami berkomitmen untuk terlibat lebih aktif dengan mitra di seluruh dunia, membangun kepercayaan melalui transparansi, sains, dan tanggung jawab bersama," jelas dia.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Warisan Kepemimpinan 2022–2025

Di bawah kepemimpinan saat ini, CPOPC meningkatkan posisinya melalui lima pilar utama: komunikasi dan promosi (termasuk advokasi), keberlanjutan, dukungan bagi petani kecil, riset dan pengembangan, serta konsultasi. Pencapaian utama meliputi:

  • Mendapatkan status pengamat di ECOSOC PBB, memungkinkan CPOPC menyuarakan pendapat di platform multilateral tertinggi.
  • Meluncurkan Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan (Sustainable Vegetable Oils Conference/SVOC) sebagai forum global untuk dialog di sektor minyak nabati.
  • Membentuk Gugus Tugas Gabungan (Joint Task Force/JTF) bersama Uni Eropa, Indonesia, dan Malaysia terkait Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR).
  • Melakukan pendekatan strategis di negara-negara konsumen seperti Uni Eropa, Inggris, India, Tiongkok, dan Pakistan guna menangkal misinformasi dan mengadvokasi perdagangan berbasis sains dan transparansi.
  • Bergabung dengan Aliansi Biofuel Global (Global Biofuels Alliance/GBA) untuk memosisikan minyak sawit dalam narasi transisi energi menuju Net Zero 2060.
  • Mendorong partisipasi generasi muda melalui program #YoungElaeis Ambassadors, yang menjangkau lebih dari 20 negara.

 

 

3 dari 3 halaman

Identitas Strategis Baru

Masa kepemimpinan ini menandai identitas strategis baru bagi CPOPC—menjembatani kepentingan produsen dan konsumen, membela hak petani kecil, serta mendorong keberlanjutan dengan pragmatisme dan tujuan yang jelas.

“Merupakan kehormatan bagi saya memimpin CPOPC di masa yang penuh transformasi ini. Selama tiga tahun terakhir, kami bekerja tanpa lelah untuk mengubah persepsi global tentang minyak sawit—dengan menempatkan fakta, keadilan, dan kesejahteraan petani kecil di pusat diskusi," kata Rizal Affandi Lukman.

"Kami telah memperkuat fondasi kelembagaan, memperluas jaringan global, dan terlibat langsung dengan para pembuat kebijakan, produsen, serta masyarakat. Ini bukan akhir, melainkan awal dari kelanjutan. Saya yakin di bawah kepemimpinan Mdm. Izzana Salleh dan Dr. Musdhalifah Machmud, CPOPC akan melangkah maju dengan energi baru untuk menjawab tantangan dan peluang di masa depan," tutup dia.

 

 

 

EnamPlus